Ini Jawaban Hasto Saat Dicecar 52 Pertanyaan Oleh Penyidik KPK

Abadikini.com, JAKARTA – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku dicecar 52 pertanyaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pemeriksaan terkait dengan penyidikan dugaan suap pada proses pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI, Rabu (26/2/2025).
“Saya diminta keterangan sebagai saksi terhadap saudara Donny Tri Istiqomah. Ada sekitar 52 pertanyaan, tetapi semua adalah dari keterangan-keterangan sebelumnya. Dengan demikian, tinggal di-print, kemudian dikoreksi kembali apakah keterangan ada yang sama atau tidak,” kata Hasto dilansir dari Antara Rabu (26/2).
Hasto menyebut materi pemeriksaannya kali ini tidak jauh berbeda dengan perkara yang telah inkrah di pengadilan. Namun, dia menegaskan akan tetap mengikuti proses hukum yang sedang berjalan di KPK.
“Ya, sebagai warga negara yang taat hukum karena saya ada warga negara yang sah. Meskipun itu diulang kembali, saya ikuti semuanya dengan baik, dengan penuh kedisiplinan,” ujarnya.
Penyidik KPK pada Kamis (20/2) malam melakukan penahanan terhadap Hasto selama 20 hari ke depan terhitung mulai 20 Februari hingga 11 Maret 2025 di Rutan KPK.
Penyidik KPK menerapkan perintangan penyidikan yang diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan bahwa penyidik menerapkan pasal tersebut karena intervensi Hasto Kristiyanto menyebabkan Harun Masiku lolos dari operasi tangkap tangan (OTT) komisi antirasuah dan buron hingga saat ini.
Ia menerangkan bahwa KPK pada tanggal 8 Januari 2020 tengah menggelar OTT terhadap pihak yang terlibat dalam perkara dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI, salah satu target OTT tersebut adalah Harun Masiku.
Namun, Hasto memerintahkan Nur Hasan selaku penjaga Rumah Aspirasi di Jalan Sutan Syahrir No. 12 A, yang biasa digunakan sebagai kantor oleh Hasto, untuk menelepon Harun Masiku supaya merendam ponselnya dalam air dan segera melarikan diri.
“Atas perbuatan tersebut, menyebabkan HM tidak dapat ditangkap dan melarikan diri sampai dengan saat ini,” kata Setyo.
Pada tanggal 6 Juni 2024, kata dia, sebelum Hasto diperiksa sebagai saksi oleh KPK, Hasto memerintahkan stafnya yang bernama Kusnadi untuk menenggelamkan ponsel yang dalam penguasaan Kusnadi agar tidak ditemukan oleh KPK.
“Dalam ponsel tersebut terdapat substansi yang berkaitan dengan pelarian tersangka HM yang perkaranya saat ini sedang ditangani KPK,” ujarnya.
Penyidik KPK juga menemukan bahwa Hasto mengumpulkan beberapa orang terkait dengan perkara Harun Masiku dan mengarahkan agar orang-orang tersebut pada saat dipanggil oleh KPK, tidak memberikan keterangan yang sebenarnya.
Diduga tindakan tersebut bertujuan untuk merintangi serta mempersulit penyidikan perkara suap yang sedang berjalan.