Polisi Rusia Tahan Dukun yang Punya Misi ‘Melenyapkan’ Putin
Abadikini.com, JAKARTA – Kepolisian Rusia menahan seorang dukun asal Siberia yang disebut dalam misi jalan kaki ke Moskow untuk ‘melenyapkan’ Presiden Vladimir Putin. Dukun ini menyebut Putin sebagai ‘iblis’.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/9/2019), kepolisian di wilayah Buryatia, Siberia bagian timur menyatakan pihaknya telah menahan seorang dukun bernama Alexander Gabyshev di sebuah jalan raya dekat Danau Baikal pada Kamis (19/9) waktu setempat.
Usai ditahan, Gabyshev akan dipulangkan ke daerah asalnya di mana dia sedang diburu karena berniat melakukan sebuah tindak kriminal.
Misi Gabyshev yang eksentrik untuk berjalan kaki dari rumahnya di Yakutsk menuju Moskow, yang berjarak sekitar 5 ribu kilometer, telah menarik dukungan dari sekelompok orang yang ikut menemaninya. Komentarnya soal Putin juga menarik perhatian publik, juga memicu protes dan reaksi keras dari otoritas setempat, bahkan diberitakan besar-besaran oleh televisi pro-Kremlin
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalnya, mengejek reaksi otoritas Rusia terhadap Gabyshev dengan menyebut reaksi itu menunjukkan paranoia yang dimiliki Kremlin terhadap setiap potensi perbedaan pendapat yang muncul.
“Putin takut. Dia sudah menghentakkan kaki dan berteriak: ‘Tuhan selamatkan saya dari dukun ini. Bagaimana jika dia sungguh-sungguh melenyapkan saya?’,” ucap Navalnya dalam vlognya pada 14 September lalu.
Ketika Gabyshev yang berambut gondrong ini mencapai kota Ulan-Ude pada Agustus lalu, dia ditegur oleh sekelompok dukun lokal yang memintanya tidak masuk ke kota tersebut. Bentrokan sempat terjadi dan beberapa orang yang menemani Gabyshev ditahan otoritas setempat.
Kemudian sebelumnya, tepatnya pada Juli lalu, saat tiba di kota Chita, Gabyshev sempat memberikan pidato dalam sebuah rally yang dihadiri ratusan orang.
Diketahui bahwa Gabyshev mulai menjalankan misi eksentriknya itu sejak Maret lalu. Dia berencana tiba di Moskow dengan jalan kaki pada tahun 2021 mendatang. Aktivitas perdukunan diketahui masih dipraktikkan di beberapa wilayah Rusia hingga kini.
Sumber : Detikcom